
Kanker usus atau kanker kolorektal adalah salah satu jenis kanker yang paling umum terjadi, baik pada pria maupun wanita. Di Indonesia, jumlah penderita kanker usus terus meningkat setiap tahunnya. Sayangnya, banyak kasus baru terdeteksi ketika sudah memasuki stadium lanjut. Hal ini disebabkan oleh kurangnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya deteksi dini dan minimnya pemahaman mengenai gejala awal kanker usus.
Melalui edukasi kesehatan masyarakat, pafi Sungai Liat (Persatuan Ahli Farmasi Indonesia) berkomitmen untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya deteksi dini kanker usus. Dengan mengenali gejala sejak dini, peluang kesembuhan dapat meningkat secara signifikan.
Mengapa Deteksi Dini Penting?
Deteksi dini merupakan kunci utama dalam menangani kanker usus. Bila kanker ditemukan pada stadium awal, tingkat kesembuhan bisa mencapai lebih dari 90%. Namun, jika dideteksi terlambat, pengobatan menjadi lebih kompleks dan harapan hidup menurun drastis.
pafi Sungai Liat menekankan bahwa edukasi dan kesadaran masyarakat adalah langkah awal untuk mempercepat diagnosis dan memulai pengobatan lebih awal.
Gejala Kanker Usus yang Sering Diabaikan
Banyak orang menganggap gejala awal kanker usus sebagai masalah pencernaan biasa. Berikut adalah beberapa gejala yang patut diwaspadai:
1. Perubahan Pola Buang Air Besar
Perubahan seperti diare berkepanjangan, sembelit yang tidak biasa, atau frekuensi buang air besar yang berubah drastis bisa menjadi tanda awal kanker usus. Bila berlangsung lebih dari dua minggu, sebaiknya segera diperiksakan.
2. Feses Berdarah
Darah pada feses, baik berwarna merah terang atau gelap, bisa menjadi pertanda adanya pendarahan di saluran pencernaan. Gejala ini sering diabaikan dan dikira akibat wasir, padahal bisa jadi merupakan tanda awal kanker.
3. Nyeri Perut yang Berulang
Sakit perut, kram, atau rasa tidak nyaman di perut bagian bawah yang terjadi terus-menerus tanpa sebab jelas juga bisa menjadi sinyal peringatan.
4. Penurunan Berat Badan Tanpa Sebab
Jika seseorang mengalami penurunan berat badan drastis tanpa diet atau olahraga, hal ini bisa menjadi indikasi adanya gangguan serius, termasuk kanker.
5. Kelelahan Berkepanjangan
Kanker usus bisa menyebabkan pendarahan internal yang tidak terlihat, sehingga menurunkan kadar zat besi dalam tubuh dan menyebabkan anemia. Akibatnya, penderita merasa lelah terus-menerus tanpa sebab yang jelas.
pafi menegaskan bahwa mengenali gejala-gejala ini dan tidak mengabaikannya adalah langkah awal yang sangat penting dalam mencegah komplikasi lebih lanjut.
Siapa yang Berisiko?
Kanker usus bisa menyerang siapa saja, namun ada beberapa kelompok yang memiliki risiko lebih tinggi:
-
Usia di atas 50 tahun
-
Riwayat keluarga dengan kanker kolorektal
-
Pola makan tinggi daging merah dan rendah serat
-
Kurangnya aktivitas fisik
-
Riwayat polip usus atau penyakit radang usus
pafi Sungai Liat mengingatkan masyarakat untuk tidak menunggu munculnya gejala, terutama bagi mereka yang berada dalam kelompok risiko tinggi. Pemeriksaan rutin seperti kolonoskopi sangat disarankan.
Peran PAFI dalam Edukasi dan Pencegahan
Sebagai bagian dari Persatuan Ahli Farmasi Indonesia, pafi Sungai Liat aktif dalam berbagai program penyuluhan kesehatan masyarakat. Pafi berperan penting dalam memberikan informasi yang mudah dipahami dan dapat diakses oleh semua kalangan.
Anggota pafi turut berkontribusi dalam:
-
Memberikan edukasi mengenai gaya hidup sehat
-
Menginformasikan pentingnya deteksi dini kanker
-
Menjelaskan gejala-gejala yang patut diwaspadai
-
Mendorong masyarakat untuk berkonsultasi dengan tenaga kesehatan jika mengalami gejala mencurigakan
Dengan pendekatan yang komunikatif dan berbasis komunitas, pafi membantu menjembatani informasi medis yang sering kali sulit dipahami menjadi pengetahuan yang praktis dan aplikatif.
Gaya Hidup Sehat untuk Mencegah Kanker Usus
Meskipun tidak semua kasus kanker usus bisa dicegah, ada beberapa kebiasaan sehat yang dapat menurunkan risikonya:
-
Konsumsi makanan tinggi serat seperti sayur, buah, dan biji-bijian
-
Kurangi konsumsi daging olahan dan makanan tinggi lemak jenuh
-
Lakukan aktivitas fisik secara rutin, minimal 30 menit sehari
-
Hindari merokok dan konsumsi alkohol berlebihan
-
Jaga berat badan ideal
-
Lakukan pemeriksaan rutin terutama bagi yang berisiko tinggi
pafi menyarankan untuk mulai menerapkan kebiasaan sehat sejak dini, bukan hanya untuk mencegah kanker usus tetapi juga untuk mendukung kesehatan tubuh secara menyeluruh.
Pemeriksaan Kanker Usus: Apa yang Perlu Diketahui?
Deteksi dini dapat dilakukan melalui beberapa metode, di antaranya:
-
Tes darah samar pada feses (FOBT)
-
Sigmoidoskopi fleksibel
-
Kolonoskopi
pafi mendorong masyarakat untuk berkonsultasi ke fasilitas kesehatan jika mengalami gejala atau ingin melakukan skrining kanker usus, khususnya bagi mereka yang sudah berusia di atas 50 tahun atau memiliki riwayat keluarga.
Kanker usus sering kali berkembang diam-diam tanpa gejala yang jelas. Banyak orang baru menyadari setelah penyakit mencapai tahap lanjut. Karena itu, deteksi dini menjadi kunci untuk menyelamatkan nyawa. Jangan abaikan gejala-gejala ringan yang terus berulang. Kenali tanda-tandanya, ubah gaya hidup, dan lakukan pemeriksaan secara rutin.
pafi Sungai Liat terus berkomitmen dalam mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya kesehatan pencernaan dan deteksi dini kanker usus. Dengan langkah kecil yang dimulai hari ini, kita bisa melindungi diri dan orang-orang tercinta dari ancaman penyakit yang mematikan ini.